Do you even remember?
Want to be god and devil like me?
Ever want to just stop?
Do you want to surrender?
Or fight for victory?
Yep! Mimpi buruk itu akhirnya jadi kenyataan. Pagi ini, inbox MP dibombardir QN dan blog yang berisi kepanikan, kemarahan, kesebelan dan perasaan-perasaan lain, dimana ini adalah bagian reaksi dari rencana penutupan blog dan beberapa fitur (selain buat jualan) di MP. Memang katanya (kalo ngomong gosipnya,gw ngeri itu beneran cuma gosip), MP nantinya akan menyediakan fitur untuk migrasi (yang entah ke mana). Karena setahu gw, untuk mindah dari satu server ke server lain, apalagi dengan data yang segambreng itu, gak sebentar dan gak mudah.
Ini cuma opini gw — yang notabene bukan pengusaha — mungkin fitur blog di MP ini bikin server MP jadi berat. Belum lagi kalo udah pada komen (komen disimpen juga di server kan?) dan foto-foto (yang menurut mereka) gak penting. Itu HANYA JADI BEBAN buat server. Apalagi kalo make fasilitasnya gretongan. Menurut otak pengusaha, keberadaan fitur-fitur tersebut gak ada artinya dan super gak penting. Dengan kata lain, gak bisa bikin perut elu kenyang.
Yah, mungkin gw cuma seorang sentimentil. Buat gw, berita itu kayak petir di siang bolong. Karena, gw punya “keluarga” di sini. Mungkin buat mereka cuma beberapa tahun nggak berarti. Tapi rasa kedekatan satu sama lain antar blogger MP gak bisa digantikan. Seperti yang dikatakan cak Marto di salah satu reply “Would you refund my friendship??” Yep. Rasa pertemanan itu yang bikin kita semua shock dan ngerasa bakal kehilangan fitur-fitur tersebut dari MP ini. Bahkan, beberapa teman sampai berucap, “Rela membayar berapapun agar fitur tersebut tetap ada..” Bayangkan itu? Seberapa besar rasa kehilangan mereka.
Namun, sekali lagi. Uang kan memang nggak punya hati
Gw nyoba berpositif thinking. Karena kata Mbak Arie, ini bukan kiamat or akhir dunia. Kita masih bisa kontak-kontakan, even nggak di wadah MP lagi. Cuma, gw nggak rela. Kenapa nggak rela? Artinya, sama aja kita ngalah sama kekuatan uang. Di sini Money Power-lah yang bermain. Mungkin konklusi terakhir, entah MPers melakukan bedhol desa (pindah ke socmed lain) atau membuat web baru dengan base yang sama dengan MP, tapi orang-orang yang kecewa gw rasa nggak akan cuma diem aja. Akan ada sesuatu hal yang kita jadikan “kenang-kenangan” buat mereka.
Ibarat habis manis sepah dibuang, itulah nasib para blogger MP ini. MP berubah menjadi eCommerce juga setelah fitur blognya berkembang dan mampu menarik jutaan peminat. Namun, setelah peminatnya membludak, apa yang terjadi? Sudah tidak dibutuhkan lagi. Sedikit banyak kayak holocaust virtual ya? *terlalu lebay sih* Secara pribadi sih, gw berharap, setelah blogger pada hijrah ke socmed lain, MP gak akan laku lagi, gak akan serame sekarang lagi *jahat ya gw, tapi mereka juga jahat menurut gw*
Jadi, mau menunggu sembari harap-harap cemas hingga fitur tersebut akhirnya ditutup atau bertindak sesuatu (yang sampai detik ini, gw juga belum tahu apa, tapi gw lagi berusaha mikir), itu adalah keputusan masing-masing. Gw cuma enggak pengen kalah sama kapitalis. That’s all…
Time to go to war
Last Feedbacks